Setiap tahun, bangsa Indonesia selalu memperingati Hari Sumpah
Pemuda, sesuai catatan sejarah, tanggal 28 Oktober 1928 adalah hari dimana Sumpah
dari para pemuda di Hindia Belanda waktu itu dikumandangkan. Sumpah Pemuda bisa
disebut sebagai cikal bakal kemerdekaan bang sayng dicita-citakan waktu itu.
Tetapi saat sumpah yang sakral tersebut dikumandangkan, pada pemuda saat itu
tidak tahu kapan kemerdekaan itu dapat diraih, bahkan 15 tahun sesudahnya, para
penggagas Sumpah Pemuda itu belum tahu kapan Indonesia akan merdeka, tetapi
mereka tetap pada keyakinan bahwa Sumpah Pemuda menjadi modal untuk
memperjuangkan kemerdekaan tersebut, urusan mereka adalah berjuang, selebihnya
biar Tuhan yang atur, begitu kira-kira.
Delapan puluh lima tahun berlalu sejak Sumpah Pemuda
dikumandangkan, kemerdekaan yang sesungguhnya masih tetap harus diperjuangkan
oleh bangsa Indonesia. Merdeka dari kebodohan, merdeka dari kemiskinan, merdeka
dari keterbelakangan, merdeka dari ketergantungan terhadap bangsa lain.
Kemerdekaan dari semua itu bebannya ada di pundak para Pemuda Indonesia masa kini,
ya, para pemuda yang saat ini sedang belajar dibanyak sekolah, diberbagai
perguruan tinggi didalam dan diluar negeri.
Jadi apa hubungan Sumpah Pemuda dengan Pendidikan?
Sejak dari gagasan sampai berkumandangnya Sumpah Pemuda
waktu itu, semua dipelopori oleh kaum muda terpelajar, kaum muda yang kebetulan
waktu itu mendapat kesempatan mengenyam pendidikan lebih baik dibanding yang
lain.
Terus apa yang harus dilakukan pelajar, mahasiswa dan pemuda
sekarang?
Terlalu banyak yang bisa, bahkan harus dilakukan, tetapi
mari kita mulai dengan memaknai Sumpah Pemuda dengan benar. Menghafal isinya
saja tidak cukup, tetapi mari kiat mencoba menggali semangat para pemuda waktu
itu, kenapa, untuk apa mereka harus bersumpah, bertanah air satu, tanah air
Indonesia, berbangsa satu, bangsa Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahas
Indonesia.
Mari kita tengok, maraknya tawuran pelajar, tawuran pemuda
antar kampung, tawuran mahasiswa, bahkan tawuran para anggota dewan, itu semua
jauh dari semangat sumpah pemuda. Maraknya bahasa alay dikalangan remaja, yang
cukup membuat pusing guru-guru Bahasa Indonesia, juga salah satu cerminan degradasi
makna Sumpah Pemuda.
Jadi masih relevankah Sumpah Pemuda itu saat ini, jawabannya
tentu beragam, seberagam bangsa Indonesia dalam mempelajari dan memahami Sumpah
Pemuda. Lebih banyak anak negeri ini belajar sejarah tetapi tidak belajar dari
sejarah. Kalau ditanya, apa yang ada dalam pikiran anda kalau dengan Sumpah
Pemuda? kebanyakan jawabnya adalah tanggal 28 Oktober. Tetapi kalau pertanyaan yang
diajukan, apa latar belakang dan makna sumpah pemuda tersebut, masih relevankah
diterapkan saat ini? Varian jawabannya pasti sebanyak jumlah yang menjawabnya. Kita
ambil salah satu jawaban yang mungkin ada, yaitu, masih relevan. Kemudian kalau
masih relevan, kenapa masih banyak bahasa alay, dimana letak menjunjung tinggi Bahasa
Persatuan Bahasa Indonesia?. Kenapa masih banyak tawuran pelajar dan pemuda,
dimana makna Satu Bangsa Bangsa Indonesia?
Beberapa hari terakhir ini media massa ibukota dihiasi
dengan berita peristiwa tindak asusila yang dilakukan oleh beberapa siswa siswi
sebuah SMP Negeri di Jakarta Pusat. Apa yang aneh, toh banyak berita sejenis
dari Jakarta maupun daerah lain, bahkan dari pelosok-pelosok negeri,
"prestasi" para pelajar tersebut terdokumentasi dalam video yang
menyebar dengan cepat karena kecanggihan teknologi dewasa ini. Mau tahu, yang
aneh apa? Yang aneh adalah reaksi para pejabat dari level DKI sampai tingkat
Kementerian Pendidikan Nasional yang dengan serta merta merencanakan untuk
memasang CCTV disekolah-sekolah. Apa hubungannya tindakan asusila dengan CCTV
disekolah? Kebetulan kasus asusila yang terjadi terakhir ini dilakukan didalam
kelas, jadi kalau setiap kelas dipasang CCTV maka, bisa dibayangkan betapa
kebohnya kegiatan belajar mengajar tiap hari. Kenapa, karena tidak hanya siswa
siswi yang narsis setiap ketemu kamera, gurupun banyak yang narsis, gak
kebayang, hebohnya ruang monitor nanti. Itu bercandanya, seriusnya adalah
betapa para pejabat yang harusnya ikut bertanggung jawab atas tindakan asusila
disekolah ini begitu mudahnya cuci tangan, lepas tanggung jawab, seolah-olah
dengan dipasang CCTV tindakan asusila tidak terjadi lagi. Logika simplify tersebut
sangat mudah dipatahkan dengan pertanyaan, bagaimana kalau tindakan asusila
tersebut dilakukan di toilet? apakah tiap toilet di sekolah juga akan dipasang
CCTV? Apa yang akan terjadi apabila disetiap toilet sekolah di Jakarta ini
dipasng CCTV? Jawabannya ada dimasing-masing pikiran kita, sesuai dengan daya
imajinasi kita. Semua ini terjadi karena salah memaknai masalah, seperti memaknai
sumpah pemuda yang hanya cukup menghafal tanggal dan isinya saja.
Kabar gembira datang dari SMPN 239 Jakarta menjelang
peringatan Sumpah Pemuda yang ke 85 tahun ini. Bukan, bukan mau dipasang CCTV
di toilet. Kabar gembiranya adalah telah dilaunchingnya Blog SMPN 239 Jakarta. smpn239jkt.blogspot.com
adalah alamat bloknya. Blog yang memuat berbagai hal tentang informasi sekolah,
ini adalah titik awal yang baik menuju sekolah yang lebih modern, yang berbasis
teknologi informasi. Kita berharap melalui blog ini dapat terjalin hubungan
baik antara sekolah, siswa dan orang tua siswa, keluarga besar SMPN 239
Jakarta. Harapan besar untuk menjadikan blog ini sebagai tempat sharing dan
berbagi inspirasi untuk orang tua siswa juga, selain fungsi utama sebagai media
informasi antara sekolah dan siswa. Sehingga pencegahan dan penanggulangan
hal-hal negatif yang terjadi dapat dilakukan koordinasi dengan baik antara
sekolah, orang tua dan siswa. Komunikasi yang baik antara sekolah, orang tua
dan siswa adalah sara yang tepat untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,
termasuk tawuran dan tindak asusila disekolah oleh siswa, bukan dengan memasang
CCTV disekolah.
Akhirnya selamat kepada SMPN 239 Jakarta yang akhirnya
nge-Blog juga, kita yakin blog ini akan berbeda dengan blog yang dimiliki
sekolah lain, karena kita sadar dan telah benar memaknai kegunaan blog tersebut,
seperti kita memaknai Sumpah Pemuda tahun ini.
Selamat dan sukses mengemban misi mencerdaskan kehidupan
bangsa. ....
- tujuan kita belajar
adalah untuk tumbuh,
akal kita berbeda dari tubuh kita, akan terus
tumbuh selama kita masih hidup -
- mortimer adler
Jakarta, 28 Oktober 2013
Sriyantoro
penulis adalah pemerhati pendidikan
dan mantan Ketua Komunitas Ayah Bunda Duties 2011-2013
1 komentar:
Hiyaa pak artikel yg sangat bangus sekali, semoga peserta didik kami bisa :
H ari ini hari yg bersejarah
A wal dari perjuangan yang tak kenal lelah
R emaja Indonesia telah bersumpah
I ndonesia ku tidak untuk terpecah belah
S atu nusa, satu bangsa, satu bahasa
U ntuk satu tujuan mulia, cita-cita bangsa
M enjunjung tinggi tanah air, tanah airku Indonesia
P ara pemuda yang telah berjasa
A kan selalu terjaga sepanjang masa
H ati yang satu, bersama wujudkan asa
P ara pemuda, jangan berputus asa
E nyahkan rintangan yang selalu ada
M enang dan kalah sudah biasa
U sah menyimpan dendam di dada
D ua puluh delapan bulan Oktober
A kan selalu ada di setiap masa...
Posting Komentar