Senin, 28 Oktober 2013

SUMPAH PEMUDA 239

Setiap tahun, bangsa Indonesia selalu memperingati Hari Sumpah Pemuda, sesuai catatan sejarah, tanggal 28 Oktober 1928 adalah hari dimana Sumpah dari para pemuda di Hindia Belanda waktu itu dikumandangkan. Sumpah Pemuda bisa disebut sebagai cikal bakal kemerdekaan bang sayng dicita-citakan waktu itu. Tetapi saat sumpah yang sakral tersebut dikumandangkan, pada pemuda saat itu tidak tahu kapan kemerdekaan itu dapat diraih, bahkan 15 tahun sesudahnya, para penggagas Sumpah Pemuda itu belum tahu kapan Indonesia akan merdeka, tetapi mereka tetap pada keyakinan bahwa Sumpah Pemuda menjadi modal untuk memperjuangkan kemerdekaan tersebut, urusan mereka adalah berjuang, selebihnya biar Tuhan yang atur, begitu kira-kira.

Delapan puluh lima tahun berlalu sejak Sumpah Pemuda dikumandangkan, kemerdekaan yang sesungguhnya masih tetap harus diperjuangkan oleh bangsa Indonesia. Merdeka dari kebodohan, merdeka dari kemiskinan, merdeka dari keterbelakangan, merdeka dari ketergantungan terhadap bangsa lain. Kemerdekaan dari semua itu bebannya ada di pundak para Pemuda Indonesia masa kini, ya, para pemuda yang saat ini sedang belajar dibanyak sekolah, diberbagai perguruan tinggi didalam dan diluar negeri.

Jadi apa hubungan Sumpah Pemuda dengan Pendidikan?

Sejak dari gagasan sampai berkumandangnya Sumpah Pemuda waktu itu, semua dipelopori oleh kaum muda terpelajar, kaum muda yang kebetulan waktu itu mendapat kesempatan mengenyam pendidikan lebih baik dibanding yang lain.

Terus apa yang harus dilakukan pelajar, mahasiswa dan pemuda sekarang?

Terlalu banyak yang bisa, bahkan harus dilakukan, tetapi mari kita mulai dengan memaknai Sumpah Pemuda dengan benar. Menghafal isinya saja tidak cukup, tetapi mari kiat mencoba menggali semangat para pemuda waktu itu, kenapa, untuk apa mereka harus bersumpah, bertanah air satu, tanah air Indonesia, berbangsa satu, bangsa Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahas Indonesia.

Mari kita tengok, maraknya tawuran pelajar, tawuran pemuda antar kampung, tawuran mahasiswa, bahkan tawuran para anggota dewan, itu semua jauh dari semangat sumpah pemuda. Maraknya bahasa alay dikalangan remaja, yang cukup membuat pusing guru-guru Bahasa Indonesia, juga salah satu cerminan degradasi makna Sumpah Pemuda.

Jadi masih relevankah Sumpah Pemuda itu saat ini, jawabannya tentu beragam, seberagam bangsa Indonesia dalam mempelajari dan memahami Sumpah Pemuda. Lebih banyak anak negeri ini belajar sejarah tetapi tidak belajar dari sejarah. Kalau ditanya, apa yang ada dalam pikiran anda kalau dengan Sumpah Pemuda? kebanyakan jawabnya adalah tanggal 28 Oktober. Tetapi kalau pertanyaan yang diajukan, apa latar belakang dan makna sumpah pemuda tersebut, masih relevankah diterapkan saat ini? Varian jawabannya pasti sebanyak jumlah yang menjawabnya. Kita ambil salah satu jawaban yang mungkin ada, yaitu, masih relevan. Kemudian kalau masih relevan, kenapa masih banyak bahasa alay, dimana letak menjunjung tinggi Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia?. Kenapa masih banyak tawuran pelajar dan pemuda, dimana makna Satu Bangsa Bangsa Indonesia?

Beberapa hari terakhir ini media massa ibukota dihiasi dengan berita peristiwa tindak asusila yang dilakukan oleh beberapa siswa siswi sebuah SMP Negeri di Jakarta Pusat. Apa yang aneh, toh banyak berita sejenis dari Jakarta maupun daerah lain, bahkan dari pelosok-pelosok negeri, "prestasi" para pelajar tersebut terdokumentasi dalam video yang menyebar dengan cepat karena kecanggihan teknologi dewasa ini. Mau tahu, yang aneh apa? Yang aneh adalah reaksi para pejabat dari level DKI sampai tingkat Kementerian Pendidikan Nasional yang dengan serta merta merencanakan untuk memasang CCTV disekolah-sekolah. Apa hubungannya tindakan asusila dengan CCTV disekolah? Kebetulan kasus asusila yang terjadi terakhir ini dilakukan didalam kelas, jadi kalau setiap kelas dipasang CCTV maka, bisa dibayangkan betapa kebohnya kegiatan belajar mengajar tiap hari. Kenapa, karena tidak hanya siswa siswi yang narsis setiap ketemu kamera, gurupun banyak yang narsis, gak kebayang, hebohnya ruang monitor nanti. Itu bercandanya, seriusnya adalah betapa para pejabat yang harusnya ikut bertanggung jawab atas tindakan asusila disekolah ini begitu mudahnya cuci tangan, lepas tanggung jawab, seolah-olah dengan dipasang CCTV tindakan asusila tidak terjadi lagi. Logika simplify tersebut sangat mudah dipatahkan dengan pertanyaan, bagaimana kalau tindakan asusila tersebut dilakukan di toilet? apakah tiap toilet di sekolah juga akan dipasang CCTV? Apa yang akan terjadi apabila disetiap toilet sekolah di Jakarta ini dipasng CCTV? Jawabannya ada dimasing-masing pikiran kita, sesuai dengan daya imajinasi kita. Semua ini terjadi karena salah memaknai masalah, seperti memaknai sumpah pemuda yang hanya cukup menghafal tanggal dan isinya saja.

Kabar gembira datang dari SMPN 239 Jakarta menjelang peringatan Sumpah Pemuda yang ke 85 tahun ini. Bukan, bukan mau dipasang CCTV di toilet. Kabar gembiranya adalah telah dilaunchingnya Blog SMPN 239 Jakarta. smpn239jkt.blogspot.com adalah alamat bloknya. Blog yang memuat berbagai hal tentang informasi sekolah, ini adalah titik awal yang baik menuju sekolah yang lebih modern, yang berbasis teknologi informasi. Kita berharap melalui blog ini dapat terjalin hubungan baik antara sekolah, siswa dan orang tua siswa, keluarga besar SMPN 239 Jakarta. Harapan besar untuk menjadikan blog ini sebagai tempat sharing dan berbagi inspirasi untuk orang tua siswa juga, selain fungsi utama sebagai media informasi antara sekolah dan siswa. Sehingga pencegahan dan penanggulangan hal-hal negatif yang terjadi dapat dilakukan koordinasi dengan baik antara sekolah, orang tua dan siswa. Komunikasi yang baik antara sekolah, orang tua dan siswa adalah sara yang tepat untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, termasuk tawuran dan tindak asusila disekolah oleh siswa, bukan dengan memasang CCTV disekolah.

Akhirnya selamat kepada SMPN 239 Jakarta yang akhirnya nge-Blog juga, kita yakin blog ini akan berbeda dengan blog yang dimiliki sekolah lain, karena kita sadar dan telah benar memaknai kegunaan blog tersebut, seperti kita memaknai Sumpah Pemuda tahun ini.

Selamat dan sukses mengemban misi mencerdaskan kehidupan bangsa. ....


- tujuan kita belajar adalah untuk tumbuh,
 akal kita berbeda dari tubuh kita, akan terus tumbuh selama kita masih hidup -
 - mortimer adler





Jakarta, 28 Oktober 2013
Sriyantoro
penulis adalah pemerhati pendidikan
dan mantan Ketua Komunitas Ayah Bunda Duties 2011-2013


1 komentar:

Unknown mengatakan...

Hiyaa pak artikel yg sangat bangus sekali, semoga peserta didik kami bisa :

H ari ini hari yg bersejarah
A wal dari perjuangan yang tak kenal lelah
R emaja Indonesia telah bersumpah
I ndonesia ku tidak untuk terpecah belah

S atu nusa, satu bangsa, satu bahasa
U ntuk satu tujuan mulia, cita-cita bangsa
M enjunjung tinggi tanah air, tanah airku Indonesia
P ara pemuda yang telah berjasa
A kan selalu terjaga sepanjang masa
H ati yang satu, bersama wujudkan asa

P ara pemuda, jangan berputus asa
E nyahkan rintangan yang selalu ada
M enang dan kalah sudah biasa
U sah menyimpan dendam di dada
D ua puluh delapan bulan Oktober
A kan selalu ada di setiap masa...

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews